PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK KELAS X APHPI-A MELALUI  IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MATA PELAJARAN PROJEK IPAS SMK NEGERI 1 WATULIMO SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2023/2024

A.    Pendahuluan

Kegiatan belajar mengajar merupakan hal penting dari suatu proses pendidikan yang diselenggarakan di sekolah.  Kegiatan ini berperan penting dalam menciptakan generasi emas di masa mendatang. Menurut (Mudyahardjo, 2001:11), pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. 

Kurikulum pendidikan yang digunakan di Indonesia saat ini adalah Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik dan menekankan kemampuan observasi peserta didik terhadap lingkungan sekitarnya di dalam proses pembelajaran.

Selain itu pada kurikulum merdeka terdapat penilaian literasi dan numerasi peserta didik yang pada kegiatan penilaiannya tidak hanya untuk mengukur kemampuan membaca, akan tetapi juga kemampuan untuk menganalisis isi bacaan dan dapat memahami konsep dibaliknya. Sedangkan kemampuan numerasi tidak hanya dilihat dari pelajaran matematika saja, tetapi kemampuan peserta didik pada saat menerapkan konsep numerik dalam kehidupan nyata.

Berdasarkan hasil pengalaman mengajar penulis selama pembelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (Projek IPAS), diketahui terdapat beberapa permasalahan dalam pembelajaran diantaranya adalah: (1) antusias peserta didik dalam belajar rendah, (2) peserta didik hanya pasif mendengarkan penjelasan dari guru, (3) peserta didik kurang aktif bertanya atau menanggapi penjelasan yang telah disampaikan oleh guru, (4) peserta didik ada yang mengobrol dan bersendau gurau saat guru menjelaskan materi, (5) peserta didik yang duduk di bangku belakang diketahui tidur saat jam pembelajaran berlangsung. 

Rendahnya keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dikarenakan metode yang digunakan guru kurang inovatif. Metode ceramah masih mendominasi dalam pembelajaran karena menurut guru metode ini sangat mudah untuk diterapkan untuk setiap materi pembelajaran. Akibatnya peserta didik menjadi bosan dan kurang antusias dalam pembelajaran. 

Berdasarkan uraian di atas penulis sebagai pendidik melakukan suatu inovasi pembelajaran yang dapat menjawab keinginan kurikulum merdeka saat ini. Inovasi pembelajaran yang bisa digunakan salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.  Menurut Dasna sebagaimana dikutip (Mayasari, dkk 2022) Problem Based Learning (PBL) merupakan pelaksanaan pembelajaran berangkat dari sebuah permasalahan di dunia nyata   dan kemudian  dianalisis  lebih  lanjut  guna untuk ditemukan masalahnya,  dan merupakan salah  satu model pembelajaran inovatif  yang  dapat memberikan kondisi belajar  aktif kepada peserta didik. 

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based learning yang dilakukan pada kelas X APHPI SMK Negeri 1 Watulimo aspek makhluk hidup dan lingkungan diketahui dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Oleh karena itu penulis melaporkan pembelajaran tersebut sebagai kegiatan best practice berjudul “ Peningkatan Hasil Belajar dan Keaktifan Peserta didik Kelas X APHPi-A melalui  Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning Mata Pelajaran Projek Ipas SMK Negeri 1 Watulimo Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2023/2024”.

B.    Pembahasan
Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu model pembelajaran inovatif yang memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik (Nisa, 2015 dalam Rerung, Nensy dkk, 2017).

Penggunaan model PBL dalam pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran, seperti yang dikemukakan Mayasari, dkk (2022) pembelajaran menggunakam model PBL dapat meningkatkan keaktifan peserta didik yang dilihat dari peningkatan  aktivitas  pada  proses  pembelajaran  seperti kemampuan bertanya,  menjawab  pertanyaan,  mengemukakan  pendapat,  mengerjakan  tugas, presentasi  dan  membuat  kesimpulan  dalam  bentuk  kelompok  atau  berdiskusi memecahkan masalah yang diberikan oleh guru pada saat proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran, diketahui keaktifan peserta didik meningkat. Peningkatan itu dapat terlihat dari lembar obeservasi keaktifan speserta didik. Seluruh aspek pada lembar observasi keaktifan peserta didik mengalami peningkatan 100% yaitu pada aspek memperhatikan penjelasan guru, memperhatikan presentasi dari teman dan berdiskusi dalam kelompok seluruh siswa melakukan kegiatan ini dengan baik. Sedangkan pada aspek mengajukan pertanyaan diketahui semua siswa mengajukan pertanyaan dengan menuliskannya pada LKPD. 

Dari proses pembelajaran juga terlihat sikap siswa dalam pembelajaran sudah baik, aspek gotong royong, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mandiri dilaksanakan dengan baik oleh siswa. 
Dari hasil observasi kegiatan presentasi kelompok, tim penyaji sangat baik dalam aspek penggunaan bahasa, ketepatan intonasi dan kejelasan artikulasi. Sedangkan pada aspek penyajian materi/jawaban tim penyaji sudah melakukan dengan baik. 

Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran dapat dilihat sekitar 93,75 % siswa telah mampu mencapai KKM yang telah ditentukan. Tugas LKPD yang telah dikerjakan juga dikerjakan dengan baik, dari hasil jawaban siswa di LKPD terlihat siswa mulai bisa berpikir kritis. Kemampuan Literasi dan numerasi siswa meningkat, siswa menjawab soal LKPD dengan melihat berbagai literatur dan dapat memberikan penjelasan pada setiap jawaban yang mereka berikan.

Dari uraian di atas, menunjukkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik meningkat dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Asy’ari M, Prayogi S bahwa (2013) yang menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 MAN Gerung tahun pelajaran 2012/2013.

Selain itu Menurut Shoimin (2016) PBL memiliki kelebihan sebagai berikut: (1) peserta didik dilatih untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam keadaan nyata, 2) mempunyai kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar, 3) pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh peserta didik. Hal ini mengurangi beban peserta didik dengan menghafal atau menyimpan informasi, 4) terjadi aktivitas ilmiah pada peserta didik melalui kerja kelompok, 5) peserta didik terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi, 6) peserta didik memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri, 7) peserta didik memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka, dan 8) kesulitan belajar peserta didik secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.

C.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran Pojek IPAS  berhasil meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

D.    Daftar Pustaka
Mayasari, dkk. 2022. IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN PEMBELAJARAN. Jurnal Tahsinia, 3 (2),167-175. Diakses dari: https://www.researchgate.net/publication/369136147_IMPLEMENTASI_MODEL_PROBLEM_BASED_LEARNING_PBL_DALAM_MENINGKATKAN_KEAKTIFAN_PEMBELAJARAN
Mudyahardjo, R.  2001. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Prayogi, S., & Asy’ari, M. (2013). Model PBL (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Prisma Sains, 1 (1) 79-87
Rerung, Nensy dkk. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik SMA Pada Materi Usaha dan Energi. Jurnal Ilmiah pendidikan Fisika, 06 (1), 47-55. Diakses dari : https://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=911787&val=7949&title=Penerapan%20Model%20Pembelajaran%20Problem%20Based%20Learning%20PBL%20untuk%20Meningkatkan%20Hasil%20Belajar%20Peserta%20Didik%20SMA%20pada%20Materi%20Usaha%20dan%20Energi
Shoimin, A. (2016). Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media